Dosis tinggi obat ADHD berkaitan dengan risiko psikosis

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam konsentrasi, impulsivitas, dan hiperaktivitas. Untuk mengatasi gejala ADHD, dokter sering meresepkan obat-obatan stimulan seperti metilfenidat atau amfetamin.

Namun, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko psikosis pada pasien. Psikosis adalah kondisi mental yang ditandai dengan gangguan persepsi dan pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan. Gejala psikosis meliputi halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry menemukan bahwa risiko psikosis meningkat hingga 70% pada pasien yang menggunakan dosis tinggi obat ADHD dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan obat tersebut. Para peneliti juga menemukan bahwa risiko psikosis semakin tinggi pada pasien yang memiliki riwayat gangguan mental lainnya.

Meskipun obat ADHD telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala ADHD, penting untuk mempertimbangkan risiko psikosis saat meresepkan obat tersebut. Dokter dan pasien perlu bekerja sama untuk menemukan dosis yang tepat dan memantau gejala psikosis secara teratur.

Selain itu, penting bagi pasien dan keluarga untuk memahami gejala psikosis dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala tersebut. Psikosis dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang, sehingga penanganan yang tepat sangatlah penting.

Dengan demikian, dosis tinggi obat ADHD berkaitan dengan risiko psikosis dan harus diperhatikan dengan serius oleh dokter dan pasien. Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting dan harus diutamakan dalam pengobatan ADHD. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan ADHD.